RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : SMA
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Bojonegoro
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas / Semester : X / 2
Pertemuan ke : 13
Standar Kompetensi | : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer |
Kompetensi Dasar | : 3.3 Menganalis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi. |
Materi Pokok | : Hidrosfer |
Sub Materi Pokok | : Perairan laut (Sifat Fisik dan Kimia air laut) |
Indikator | :1.Menjelaskan 2 macam gerakan air laut 2.Menunjukkan 3 wilayah up welling di perairan laut Indonesia 3.Menjelaskan pengaruh arus panas terhadap iklim suatu wilayah 4.Menjelaskan dampak gerakan air laut terhadap Kehidupan 5.Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi kadar garam (salinitas) air laut |
Alokasi waktu | :2 x 45 menit ( satu pertemuan ) |
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa laki-laki maupun perempuan dapat :
1.Menjelaskan 2 macam gerakan air laut dengan benar
2.Menunjukkan 3 wilayah up welling di perairan laut Indonesia dengan benar
3.Menjelaskan pengaruh arus panas terhadap iklim suatu wilayah dengan benar
4.Menjelaskan dampak gerakan air laut terhadap kehidupan dengan benar
5.Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi kadar garam (salinitas) air laut dengan benar
B. MATERI PEMBELAJARAN
Gerakan Air Laut
| Arus Laut Gejala upwelling dapat dipantau oleh satelit cuaca NOAA dan dijadikan sebagai tanda akan dimulainya musim panen ikan 14 hari setelah upwelling terjadi. Sinking merupakan proses kebalikan dari upwelling, yaitu gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di perairan pantai. Gambar 1.Daerah air naik (upwelling) di Indonesia
Gambar 2.(a) Daerah upwelling (b) Daerah sinking MACAM ARUS LAUT
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. | Gelombang Laut
Keterangan : breaker) translasi Gambar 4. Bagian-bagian dari gelombang
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3. | Pasang surut air laut (ocean ride)
Gambar 5. Pasang Purnama (Bumi-Bulan-Matahari sejajar pada satu garis lurus pada saat bulan baru).
Gambar 6.Pasang Purnama (Bulan-Bumi-Matahari sejajar pada satu garis lurus pada saat bulan purnama).
Gambar 7.Pasang Perbani (Bumi-Bulan-Matahari berada dalam posisi sudut 90°)
|
Dampak gerakan air laut :
1. Arus panas menyebabkan pantai Barat Eropa tidak pernah membeku, aktifitas perairan laut tidak
terganggu, iklim nyaman, tidak terlalu dingion walaupun musim dingin.
2. Pertemuan arus panas dan dingin, merupakan tempat akumulasi ikan
3. Up welling ( arus naik ), merupakan wilayah banyak ikan
4. Gelombang dan arus laut bisa menjadi pembangkit listrik
5. Membantu pelayaran tradisional
6. Gelombang pasang ( tsunami ) banyak menimbulkan kerusakan
Salinitas Air Laut | |||||||
|
| ||||||
| Faktor-faktor tersebut berpengaruh secara bersama-sama atau mempengaruhi secara tersendiri. Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air laut menurut Strahler sebagai berikut:
|
C.METODE PEMBELAJARAN
1.Ceramah bervariasi pembelajaran langsung ( direct instruction)
2.Tanya jawab
3.Diskusi
D.MODEL PEMBELAJARAN
Peer Lessons (Belajar Dari Teman)
Untuk menggairahkan kemauan siswa untuk mengajarkan materi kepada teman
E.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1.Kegiatan awal : ( ± 10 menit )
a.Apersepsi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tanya jawab materi
sebelum dan yang akan dibahas.
b.Motivasi : Guru menunjukkan peta wilayah up welling Indonesia
2.Kegiatan Inti : ( ± 70 menit )
Eksplorasi
Tanya jawab tentang pengertian gerakan air laut
Elaborasi
Guru menyajikan materi dengan ceramah bervariasi dan tanyajawab, kemudian dilanjutkan
dengan model/strategi pembelajaran Peer Lesson dengan langkah sebagai berikut :
a.Bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil sebanyak segmen materi yang akan dibahas
b.Masing-masing kelompok kecil diberi tugas untuk mempelajari topic materi, kemudian
mengajarkan kepada kelompok lain. Topik yang diberikan harus saling berhubungan
c.Minta setiap kelompok untuk menyiapkan strategi untuk menyampaikan materi kepada teman-
teman sekelasnya
d.Buat beberapa saran, misalnya menggunakan alat Bantu visual,menyiapkan media pengajaran,
menggunakan contoh-contoh relevan, melibatkan kawan dalam proses pembelajaran melalui
diskusi, permainan, kuiz dll
e.Guru memberikan waktu yang cukup untuk persiapan baik di dalam maupun di luar kelas
f.Setiap kelompok menyampaikan materi sesuai tugas yang diberikan
Konfirmasi
Setelah semua kelompok melaksanakan tugas, guru memberikan kesimpulan dan klarifikasi
sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa
3.Kegiatan akhir : ( ± 10 menit )
a.Kesimpulan : Kesimpulan dari materi pembahasan
b.Refleksi : Siswa memahami dan menyadari besarnya manfaat gerakan air laut.
c.Penugasan tugas kelompok, menyusun laporan / mencari
informasi dari berbagai media tentang potensi laut Indonesia, waktu satu pekan
KBM dan penugasan menanamkan karakter rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, disiplin, tanggungjawab, peduli lingkungan. Disamping itu juga cinta lingkungan (adiwyata) dan kewirausahaan (entrepreneur), misalnya peluang usaha dengan memanfaatkan sifat fisik dan kimiawi air laut
F.SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
a. Silabus
a. Peta up welling Indonesia
b. Buku geografi yang relevan.
Geografi SMA kls x K. Wardiyatmoko, Erlangga, hal 188-212
Geografi X SMA/MA, Danang Endarto dkk., hal 177-182
G.PENILAIAN
1.Teknik penilaian :
Tes tertulis
2. Bentuk instrumen :
Tes uraian
3.Soal / Instrumen :
3.1. Jelaskan 2 macam gerakan air laut !
3.2. Tunjukan 3 wilayah up welling di perairan laut Indonesia !
3.3. Jelaskan pengaruh arus panas terhadap iklim suatu wilayah !
3.4. Jelaskan dampak gerakan air laut terhadap kehidupan !
3.5. Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi kadar garam (salinitas) !
4.Pedoman Jawaban :
4.1. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik
secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).
Gelombang laut.
4.2.Wilayah Up Welling Indonesia :
Diketahui : L. Banda, L. Cina Selatan, S. Hindia ( Selatan Jawa ), Barat Ujung Pandang
Diduga : Barat Sumatera, Utara Papua, Selatan Kendari, L. Seram, L. Maluku, L.
Halmahera
4.3. Arus panas berpengaruh terhadap iklim suatu wilayah yaitu menaikkan suhu. Di wilayah
Eropa Barat, dengan arus ini, pantai tidak pernah beku, sehingga memperlancar komunikasi
transportasi
4.4.Dampak gerakan air laut :
1. Arus panas menyebabkan pantai Barat Eropa tidak pernah membeku, aktifitas perairan
laut tidak terganggu, iklim nyaman, tidak terlalu dingion walaupun musim dingin.
2. Pertemuan arus panas dan dingin, merupakan tempat akumulasi ikan
3. Up welling ( arus naik ), merupakan wilayah banyak ikan
4. Gelombang dan arus laut bisa menjadi pembangkit listrik
5. Membantu pelayaran tradisional
6. Gelombang pasang ( tsunami ) menimbulkan banyak kerusakan
4.5. Faktor yang mempengaruhi salinitas adalah kuat tidaknya penguapan, banyaknya muara
sungai, tinggi rendahnya curah hujan
5. Pedoman Penilaian
NO | SKOR | NILAI | |
1 | 2 | 20 |
|
2 | 4 | 40 |
|
3 | 4 | 40 |
|
JML | 10 | 100 |
|
Pedoman Penilaian Penugasan Kelompok
Aspek Penilaian /kriteria penilaian
- Kerjasama
- Ketepatan waktu
- Kesesuaian isi dengan materi
- Kerapian dan kebersihan
- Jumlah / banyak halaman
Cara penskoran :
- Jika tidak baik
- Jika baik
- Jika sangat baik
Rubrik/ Lembar penilaian bentuk skala penilaian ( rating scale )
NO | NAMA KELOMPOK | ASPEK PENILAIAN | JML. SKOR | NILAI | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
|
| ||
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai = Skor diperoleh dibagi skor maksimum ( 15 ), dikalikan 100
SKOR | NILAI |
1 | 6.7 |
2 | 13.3 |
3 | 20.0 |
4 | 26.7 |
5 | 33.3 |
6 | 30.0 |
7 | 46.7 |
8 | 53.3 |
SKOR | NILAI |
9 | 60.0 |
10 | 66.7 |
11 | 73.3 |
12 | 80.0 |
13 | 86.7 |
14 | 93.3 |
15 | 100 |
Mengetahui, | Bojonegoro, 23 Januari 2011 |
Kepala SMA N 3 Bojonegoro
Drs. Sigit Harsono, M.Pd. NIP.19560112 197703 1 005 | Guru Mata Pelajaran
Dra. Sri Restu Wahyuningsih NIP. 19670123 199802 2 002 |
Catatan :
Materi Pengayaan
Segitiga Masalembo - The Indonesian “Bermuda Triangle”
Dua kecelakaan lalulintas pada awal tahun ini sangat memperihatinkan. Yang pertama kecelakaan lalulintas laut yang menimpa kapal laut Senopati Nusantara, yang kedua kecelakaan Pesawat Adam Air. Keduanya diduga terjadi di kawasan yang sama yaitu seputar Masalembo.
Duapuluh enam tahun yang lalu KM Tampomas II terbakar di laut dan karam pada tanggal 27 Januari 1981. Mengapa pada bulan-bulan yang sama ya ? memang bulan-bulan ini merupakan bulan-bulan puncak perubahan musim seantero Indonesia yang kepulauannya berada di sekitar katulistiwa.Tetapi kenapa ketiga kejadian kecelakaan ini di lokasi yang sama ?
Pulau Masalembo sebenarnya sebuah pulau kecil yang berada di ujung Paparan Sunda . Pulau-pulau kecil ini berada di daerah “pertigaan” laut yaituLlaut Jawa yang berarah barat timur dan selat Makassar yang memotong berarah utara-selatan.
Pola kedalaman laut di Segitiga Masalembo ini sangat jelas menunjukkan bentuk segitiga yang nyaris sempurna berupa segitiga sama sisi. Lihat gambar dibawah.
Pada peta kedalaman laut atau peta bathymetri diatas dapat dilihat adanya bentuk kepulauan yang berbentuk segitiga. Tinggian yang terdiri beberapa pulau-pulau ini disebut sebagai “SEGITIGA MASALEMBO” atau “THE MASALEMBO TRIANGLE“.
Ada apa saja di daerah seputaran Segitiga Masalembo ini.
Pertemuan ARLINDO (Arus Laut Indonesia)
Indonesian Throughflow (ARLINDO), indicate the relationship between the relationship between ARLINDO and El-Nino Southern Oscillation (ENSO) (Source, Gordon, A., 1998)
Di atas ini digambarkan arus laut di Indonesia, terutama Indonesia Timur. Coba perhatikan arus yang melewati Segitiga Masalembo ini. Pada bagian atas (garis hijau) menunjukkan air laut mengalir dari barat memanjang di Laut Jawa, berupa monsoonal stream atau arus musiman. Arus ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sedangkan dari Selat Makassar ada arus lain dari utara yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo.
Tentu saja arus ini akan sangat mempengaruhi pelayaran laut disini. Arus musiman ini sangat dipengaruhi juga oleh suhu air laut akibat pemanasan matahari tentusaja. Kalau anda masih inget bahwa lintasan matahari itu bergerak bergeser ke-utara-selatan dengan siklus tahunan. Itulah sebabnya pada bulan-bulan Januari yang merupakan saat perubahan arus musiman (monsoon).
Apa menariknya dari ARLINDO ini ? Arus ini membawa air laut dingin dari Samudera Pasifik ke Samudera Indonesia diduga dengan debit hingga 15 juta meterkubik perdetik !!! Dan hampir keseluruhannya melalui Selat Makassar !
Tentunya aliran air sebesar ini bukan sekedar aliran air saja. Banyak aspek lain yang ikut mengalir dengan aliran air sebanyak itu, misalnya akan terdapat pula aliran ikan-ikan laut, aliran sedimen laut, juga aliran temperatur air. Apa saja efek aliran ini dengan proses kelautannya sendiri ? Wah tentunya banyak sekali
Kalau digambarkan secara mudah barangkali profil selat Makassar dapat dilihat seperti dibawah ini.
Pada profil dasar selat Makassar diatas terlihat batuan kalimantan dan batuan sulawesi berbeda, kalau masih ingat yang aku tulis tentang pembentukan Patahan-patahan di Jawa di tulisan sebelumnya disini, maka tentunya mudah dimengerti. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan mencolok antara Indonesia barat dengan Indonesia Timur, seperti yg ditulis disini sebelumnya. Kalimantan merupakan bagian dari Paparan Sunda (Indonesia Barat) sedang Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia Timur. Nah garis yang membaginya dulu diketemukan oleh Wallace disebut sebagai Garis Wallace (Wallace Line). Garis Wallace ini sebenernya hasil penelitian satwa Indonesia Barat-Timur, namun sebenarnya ada juga implikasi atau manifestasi dari aspek geologis (batuan penyusunnya).
Dari Batuannya kita tahu bahwa dibawah selat makasar ini terdapat tempat yang sangat kompleks geologinya, diatasnya terdapat selat Makassar yang juga memilki karakter khusus di dunia ini dimana mengalirkan air yang sangat besar.
Apa yang terlihat lagi ? Tentunya ada aspek meteorologis yang memisahkan antara daerah diatas air dengan daerah diatas daratan yaitu awan. Awan merupakan fenomena khusus yang paling banyak dijumpai diatas daratan. Itulas sebabnya kalau sedang di tengah laut coba tengok ke atas, carilah awan. Awan yang berarak akan lebih banya terdapat di daratan ketimbang di atas lautan seperti gambaran diatas.
Selain awan, angin juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan.
Perubahan angin darat laut karena suhu ini berubah dalam siklus harian, namun tentunya ada juga siklus tahunannya atau disebut siklus monsoon. Memang sepertinya juga ada monsoonal stream yang ada di Arlindo digambar atas. Itulah siklus-siklus arus angin, siklus air itu bertemu bercampur di segitiga Masalembo ini.
Seringkali daerah Segitiga Bermuda dihubungkan dengan kondisi magnetisme. Adakah peta magnetik daerah Segitiga Masalembo ini ?
Peta deklinasi magnetik secara global seperti dibawah ini.
Tiga peta diatas menunjukkan intesitas magnetik total, peta deklinasi, dan perubahan deklinasi tahunan (sumber NOAA). Yang dapat dilihat dalam ketiga peta itu adalah, tidak adanya sesuatu yang mencolok baik di Segitiga Bermuda maupun di Segitiga Masalembo. Memang sejak dulu seringkali yang menyatakan adanya keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah angker ini. Secara fisik (pengukuran magnetik) tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa Indonesia secara umum merupakan daerah yang memiliki deklinasi dan iklinasi sangat kecil. Dan merupakan daerah yang memiliki total intensitas magnetik rendah, barangkali karena Indonesia merupakan daerah yang relatif “muda” dibandingkan daerah2 lain.
Kalau dibandingkan dengan Segitiga Bermuda, lokasi Segitiga Masalembo juga tidak menunjukkan keanehannya. Sepertinya keangkeran segitiga Masalembo ini lebih ditentukan oleh faktor gangguan alamiah yang bukan mistis. Yang mungkin paling dominan adalah faktor meteorologis termasuk didalamnya faktor cuaca, termasuk didalamnya angin, hujan, awan, kelembaban air dan suhu udara yang mungkin memang merupakan manifestasi dari konfigurasi batuan serta kondisi geologi, oceaografi serta geografi yang sangat unik.
Kalau memang Masalembo Triangle ini banyak menimbulkan masalah transportasi (lalulintas), tentunya perlu rambu-rambu lalulintas laut yang lebih canggih ditempatkan di lokasi ini. Tetapi bukan berarti zona terlarang masa sih kita tidak boleh melewatinya sepanjang masa. Misalnya mercusuar khusus, penempatan radar pemantau. Juga yang tak kalah penting penelitian saintifik tentang perilaku arus air laut, serta cuaca di daerah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar